Christmas Gift
Cast: Yesung a.k.a Kim Jong
Woon
Sungmin a.k.a Lee Sungmin
Leeteuk a.k.a Park Jung Soo
Eunhyuk a.k.a Lee Hyuk Jae
And other
Genre: Family/Romance…maybe?
Rated: T
Warning: Crack Pair, OOC,
GAJE, typos, OC, etc.
n/b: Tolong perhatikan keterangan
waktu ^^
Happy Reading and…
Merry Christmas ^^
Natal;
2009
Butiran salju melayang dengan anggun di
angkasa, menari riang mengikuti angin yang berhembus pelan.
KRING
Bersamaan dengan pintu dibuka, seorang
namja dengan syal merah keluar dari café tempatnya bekerja. Namja itu mendongak
saat merasakan pipinya disentuh lembut oleh sebutir salju. Namja itu mendesah
saat menyadari malam ini dia akan pulang ditemani butiran salju lagi.
“Yo! Hyung! Apa kau tidak ingin pergi
keluar??”, namja lain datang dari arah berlawanan, menepuk pelan pundak namja
yang dipanggilnya ‘hyung’.
“Mwo?”, namja yang lebih tua menjawab
datar.
“Ini natal hyung…ayolah kita rayakan malam
natal bersama!”
“Aku tidak bisa”, balas namja itu lagi,
masih dengan nada yang sama.
“Eunhyuk benar Yesung-ah! Kau harus menikmati
hidupmu!”, seorang namja lain datang membenarkan ucapan Eunhyuk.
“Hahhh…kau tau jawabanku Teukie hyung!”,
Yesung berujar dingin lalu beranjak pergi menjauh dari kegembiraan orang-orang
yang merayakan malam natal.
“Yesung-ah! Kau boleh saja merasa
kehilangan…-”, Yesung menghentikan langkahnya saat mendengar Leeteuk berujar
sedih, “-…tapi bukan berarti kau boleh mengutuk dunia ini dan membenci natal!
Kau tidak boleh mengutuk hidupmu!”.
“Apa yang kau tau tentang hidupku hyung?”,
Yesung berujar dingin, berbicara tanpa berbalik sedikitpun, lalu melangkah
pergi saat Leeteuk tidak membalas apapun. Ini sudah biasa terjadi setiap malam
natal. Leeteuk yang berusaha membuka hati Yesung, Yesung yang selalu
menghindar, dan Eunhyuk yang hanya bisa menjadi penonton.
“Sudahlah hyung, dia keras kepala…dia tidak
akan mendengarkanmu. Aku yakin Tuhan memiliki rencana lain untuknya!”, Eunhyuk
menepuk pundak Leeteuk pelan. Leeteuk hanya bisa mendesah frustasi.
Di mata Leeteuk, Yesung adalah sosok
dongsaeng yang sangat misterius. Tak ada yang tau asal usulnya, tak ada yang
mengerti tatapan matanya. Mata kelam yang ditutupi kelopak mata sipit itu
selalu menatap dunia ini tanpa rasa.
“Hahhh…Yesung-ah, apa natal semenyakitkan
itu untukmu?”, Leeteuk menerawang, menatap etalase café yang bertuliskan ‘Merry
Christmas’
#
Natal;
1992
“Eomma…apa ini hadiah untuk Sung-ie?”
“Ne chagi…apa kau suka?”
“Ne…ini cantik eomma”, Yesung kecil
tersenyum menatap kalung dengan leontin pohon natal di tangannya.
“Tapi eomma…ini lebih cocok dipakai
yeoja!”, Yesung mempoutkan bibirnya.
“Ohhh…jinjja??”, Mrs. Kim mengusap kepala
Yesung lembut, “Ssshhh…bagaimana ini??”.
Yesung melipat tangannya di depan dada,
pose imut saat dia kesal. Ah..apa uri Yesung kesal karena hadiah natalnya??
Mrs. Kim tersenyum geli melihat tingkah
putra semata wayangnya, “Ah! Eomma tau!”, Mrs. Kim mengerling pada Yesung yang
menatapnya dengan wajah penasaran.
“Sung-ie bisa memberikannya pada yeoja yang
Sung-ie sukai nanti”
Yesung mengembungkan pipinya, menaruh jari
telunjuknya pada dagunya, pose berpikir yang dipelajarinya dari kartun
favoritnya.
“Ummm…baiklah, gomawo eomma~! Sung-ie akan
mencari yeoja yang sangat cantik! Kkkk”
Mrs. Lee lagi-lagi hanya bisa terkekeh melihat
tingkah putranya dan memeluk putranya erat.
#
Natal;
1993
“Eomma, apa yang eomma minta pada Tuhan??”,
Yesung kecil mengayunkan kakinya riang, bermain ayunan di taman dekat komplek
rumah mereka.
“Huh??”
“Apa yang eomma minta dari Tuhan untuk hadiah
natal??”
“Ahh…eomma tidak meminta apapun”, Mrs. Kim
tersenyum lebut pada putranya.
Yesung mempoutkan bibirnya, “Mwo?
Jinjjayo?”
“Hu um…”, Mrs. Kim mengangguk, “Karena
Tuhan sudah memberikan Yesung-ie dan untuk eomma itu adalah hadiah natal
terindah dari Tuhan”.
“Jinjjayo eomma?”, Yesung kecil tersenyum
sangat cerah hari itu, dalam hati dia sedang menyiapkan satu permohonan untuk
Natal tahun depan.
“Kau tidak berencana membuat daftar
permohonan untuk Natal tahun depan kan Sung-ie?”
Dan Yesung hanya tersenyum masam mendengar
vonis Mrs. Kim.
#
Natal;
2009
KREK
KREK
Yesung menghentikan ayunannya, tangannya
mengenggam erat rantai besi ayunan itu.
‘Eomma…’, batinnya.
Tangannya merogoh saku celananya, sebuah
kalung dengan leontin pohon natal menjuntai dari sakunya. Yesung menggenggam
erat kalung itu, tanpa sadar setetes air mata menelesak dari sudut matanya. Dia
mendongak, menerawang langit gelap yang kini berhenti meneteskan hujan salju.
“Hhhhh….”, Yesung mendesah, bahkan langit
pun enggan berbagi saljunya pada Yesung. Yesung menatap sekelilingnya, taman
ini tak banyak berubah. Lampu-lampu yang dipasang masih sama. Hanya saja,
sekarang taman ini lebih sepi dari natal beberapa tahun lalu.
“Hhhhhhh….”, sekali lagi Yesung mendesah
frustasi, asap putih yang keluar dari mulutnya menjadi satu-satunya yang
menemani Yesung malam itu.
#
Natal;
1996
“Sung-ie, eomma dan appa sedang dalam
perjalan pulang”
“Umm..jinjja eomma?”
“Ne, apa Sung-ie ingin kami membelikan
sesuatu?
“Anniya! Sung-ie cuma ingin eomma dan appa
pulang cepat!”
“Ne, chagi…”
Yesung menutup telponnya dengan wajah lesu.
Dia bosan menunggu seharian di rumah tanpa melakukan apapun. Dia hanya ingin
menikmati malam natal bersama eomma dan appanya, jadi dengan sesenggukan Yesung
menelpon orang tuanya yang berada di Jepang untuk pulang dengan cepat.
Satu jam berlalu, Yesung sedang duduk di
depan TV setengah tertidur menunggu kepulangan eomma dan appanya. Sampai suara
bel pintu mengagetkannya dan membuatnya terjaga. Yesung berlari dengan riang
menuruni tangga, dengan tak sabar Yesung membuka pintu rumahnya. Sedikit kaget
saat mendapati bukan kedua orang tuanya yang berdiri di depan rumahnya, namun
pengasuhnya yang sedang berlibur karena hari ini Natal.
“Eoh? Ahjuma, apa yang kau lakukan disini?”
GREP
Bukannya menjawab Oh Ahjuma malah memeluk
Yesung erat sambil menangis sesenggukan.
“Apa yang terjadi ahjuma?”
“Mianhae…jeongmal mianhae Yesung-ie…”
Malam itu menjadi malam yang paling Yesung
benci. Sepanjang malam dia berdoa dalam tangisnya, memohon sebuah keajaiban
Natal yang selalu eommanya bicarakan dengan wajah berseri. Namun sayang…baik
eomma maupun appanya, tak ada yang membuka mata mereka dan memeluk Yesung malam
itu. Dia kehilangan segalanya pada malam Natal. Eomma, appa, mimpi, harapan,
kepercayaan, dan…hatinya.
#
Natal;
2013
“Mianhae
Yesung, tapi eomma dan appamu tidak bisa diselamatkan”
Yesung menyeka air matanya, dia tak akan
pernah melupakan hari itu. Hari dimana untuk terakhir kalinya Yesung
mengucapkan Merry Christmas dalam hidupnya.
“Apa aku masih bisa percaya pada Keajaiban
Natal?”, Yesung menatap kalungnya dengan pilu, “Apa aku masih bisa berharap…?”
BRAKK
Yesung tersentak saat mendengar sesuatu
yang terjatuh tak jauh dari tempatnya duduk. Yesung mengedarkan pandangannya ke
sekeliling taman, tak ada siap-siap di taman itu. Kecuali….seseorang yang
terjatuh tak jauh dari tempatnya duduk.
“Heyy!! Tuan yang ada disana! Jangan diam
saja! Bantu aku!”
Yesung mengedarkan pandangannya sekali
lagi, mencoba mencari orang lain lagi selain dirinya yang mungkin diajak bicara
oleh namja itu.
“Ya! Aku bicara denganmu!”, sekali lagi
namja itu berteriak kesal. Yesung yang sadar dirinyalah yang dipanggil beranjak
untuk membantu namja itu.
“Hahhh…gomawo”, namja dengan syal putih itu
tersenyum setelah berhasil mengumpulkan semua makanan yang terjatuh tadi.
“Hn..”, Yesung hanya berujar singkat.
Yesung memperhatikan namja itu dari ujung kaki sampai ujung rambut. Namja itu
tak lebih tinggi darinya, matanya bulat dengan iris hitam yang lembut,
rambutnya cukup panjang hingga sebagian menutupi mata kirinya, dia membawa
banyak makanan di tangan kiri dan kanannya.
“Sungmin imnida”, namja itu mengulurkan
tangannya, Yesung hanya menatap tangan itu sebentar sebelum berbalik bersiap
untuk pergi.
“Yesung”, ucapnya singkat dan beranjak
pergi.
“Eoh…Yesung-sshi!”, Sungmin berlari
mengejar Yesung saat melihat namja itu hendak meninggalkannya, walaupun cukup
kesulitan dengan barang yang dibawanya.
“Yesung-sshi! Tung…-“
BRAK
Yesung menoleh kebelakang, lalu mendesah
malas.
“…-gu”
Ye
❤★`°Sung°`★❤ Min
“Umm…Yesung-sshi, gomawo”, Sungmin
tersenyum menatap namja disampingnya. Kini dia tidak kesulitan lagi membawa
barang bawaannya. Yesung membantunya dan bersedia mengantarnya.
“Hn..”
“Yesung-sshi, apa kau tidak pergi merayakan
Natal?”
“…”, Yesung hanya diam, terbiasa dengan
pertanyaan yang selalu dilontarkan orang sekitarnya.
“Apa kau tidak ada acara?”, Sungmin menatap
Yesung penasaran, “Kau mau merayakan natal di tempatku?”
“Aku tidak merayakan Natal”, Yesung berujar
ketus. Sungmin mempoutkan bibirnya kesal.
TAP
TAP
TAP
“Wae?”, tanya Yesung saat menyadari Sungmin
tidak beranjak dari tempatnya.
“Kenapa….kau tidak merayakan Natal??”,
Sungmin menatap Yesung sedih, “Apa kau…membenci natal?”
“Kau sudah tau jawabannya”, Yesung berujar
datar, menatap Sungmin tanpa rasa.
“Tapi kenapa?”, lirih Sungmin.
Syuuttttttt~
Angin berhembus cukup kencang, memainkan
helaian rambut blonde milik Sungmin. Yesung hendak melangkah pergi sebelum
ucapan Sungmin menghentikan langkahnya.
“Kau tidak boleh membenci Natal!!!”
“Wae? Kau tidak tau hidupku! Kau tak tau apapun…aku
kehilangan semuanya!!”, Yesung berujar emosi, dia berbalik hendak pergi.
Menaruh barang Sungmin di atas salju sebelum melangkah pergi.
Tapi…
“AKU MEMANG TIDAK TAU! TAPI AKU
MENGERTI!!!!”, Sungmin berteriak cukup kencang, membuat Yesung menghentikan
langkahnya dan berbalik untuk melihat Sungmin yang sedang menahan tangisnya.
“Aku…kehilangan segalanya pada malam
Natal”, Sungmin tersenyum lemah. Yesung tersentak melihat Sungmin menangis
namun tetap mengurai senyum lemah.
“Saat aku berumur satu tahun, appaku
meninggal pada malam Natal”, Yesung tersentak mendengar Sungmin berujar lirih.
“Kami jatuh miskin, setiap malam Natal kami
tidak bisa mengadakan pesta ataupun bertukar kado seperti keluarga lain. Kami
hanya memakan sepotong roti untuk merayakannya, hanya sepotong roti, tapi kami
bahagia menyambut Natal. Karena aku percaya pada Keajaiban Natal. Aku berdoa
sepanjang malam Natal…berharap Tuhan memberi kami sehelai selimut hangat agar
kami tidak menghabiskan sepanjang malam dengan kedinginan”, Sungmin menyeka air
matanya. Entah sadar atau tidak, Yesung mengambil lima langkah mendekat pada
Sungmin.
“Lalu Tuhan memberikannya?”
Sungmin menggeleng pelan, mengurai sebuah
seyum lelah, “Saat aku berusia tujuh tahun, untuk pertama kalinya aku naik
sebuah taxi bersama eomma. Kami ingin mengunjungi makam appa…namun kami
mengalami kecelakaan. Dan…..aku kehilangan eomma dan mataku pada malam Natal”
“Tapi kau bisa melihat!”, kini jarak Yesung
dan Sungmin hanya berjarak lima langkah.
Sungmin tersenyum sangat manis, dia menutup
matanya pelan lalu membukanya lagi, “Ini…mata ini aku dapatkan dari seorang
wanita. Wanita yang selalu rutin ke panti asuhan tempatku tinggal. Tak kusangka
dua tahun kemudian, wanita itu dan suaminya mengalami kecelakaan. Aku selalu
bermimpi bisa melihat wajahnya dan dia mengabulkannya…”
“Lalu…apa kau membenci Natal?”
Sungmin menatap Yesung dengan matanya yang
memerah, lalu menggeleng pelan.
“Tidak, aku tidak pernah membenci siapapun.
Aku tidak pernah menyalahkan siapapun untuk apa yang terjadi pada hidupku”,
Sungmin tersenyum ke arah Yesung, “Kau pasti berpikir aku sangat membenci
Natal?”
Yesung mengangguk pelan.
Sungmin menggeleng pelan, lalu tersenyum
lembut, “Untuk apa aku membenci Natal? Natal selalu membawakanku luka, namun
aku selalu percaya pada Tuhan…disetiap luka yang aku dapat…Tuhan pasti
menyelipkan sebuah kasih sayang dibaliknya. Yang perlu kulakukan hanya bersabar
dan menghadapi hidup ini dengan senyum. Berbagi kebahagiaan di hari Natal
selalu memberi kebahagiaan lain yang tak pernah kudapat sejak kematian eommaku”
TES
TES
TES
Salju turun dengan indahnya, melayang
lembut menyaksikan dua namja yang kini sedang berbagi luka lewat tatapan mata
yang saling tertaut.
Yesung merasakan air matanya menetes dan
mencumbui pipinya. Dia tak berniat menyekanya, dia hanya ingin mengeluarkannya
sekarang. Dada Yesung terasa hangat, hatinya mengembang seiring senyum yang
mulai terkembang di wajahnya.
“Yesung-sshi…sekarang kau tak memiliki
alasan untuk membenci Natal…karena tak sedikit orang yang kehilangan lebih
darimu di hari Natal namun masih mampu berbagi senyum untuk orang lain”,
Sungmin berucap pelan sambil melangkah mendekati Yesung. Menepuk bahu namja itu
pelan lalu berbisik, “Kau tau Yesung-sshi, kau sangat tampan saat tersenyum”
Sungmin berlari meninggalkan Yesung yang
tersenyum tipis mendengar bisikan Sungmin.
Yesung menatap kalung pemberian eommanya,
lalu menatap Sungmin yang berjalan di depannya.
‘Eomma, tak apakan jika aku membawakanmu
seorang namja cantik?’
“Yo Yesung-sshi!! Apa kau hanya akan
melamun disana?? Sebaiknya kita cepat jika tak ingin anak-anak disana kelaparan
menunggu makanan ini!!!”
Yesung tersenyum ke arah Sungmin, lalu
berlari untuk mensejajarkan langkah dengan namja blonde itu.
‘Yah kau benar….aku tak memiliki alasan
untuk membenci Natal…kau datang dan memberiku satu alasan untuk tersenyum
lagi’, Yesung menengadah, menatap langit yang entah kenapa terlihat sangat
indah malam itu.
‘Tuhan terima kasih…ini adalah hadiah Natal
terindah yang pernah kudapat. Aku berjanji akan menjaganya dengan baik, Kau
bisa mengandalkanku!’, Yesung melirik Sungmin yang berjalan di sebelahnya.
“Hey, Sungmin-sshi!”
“Ne?”
“Apa Santa tidak sempat membungkusmu?”
“EHH???”
❤★`°°`★❤
“Eomma…kenapa kita pergi ke tempat seperti
ini?”
“Wae? Apa Sung-ie tidak mau berteman dengan
anak-anak disini?”
Yesung kecil menunduk, dia hanya ingin
merayakan Natl bersama eomma dan appanya. Tidak dengan yang lain, tidak dengan
anak-anak panti yang kini menatapnya dengan wajah polos mereka.
SREKK
Mrs. Kim meraih pundak Yesung, “Sung-ie,
membagi kebahagiaan di hari Natal akan melipat gandakan kebahagiaan yang kita
rasakan”
“Jinjja??”
“Ne…kau lihat anak itu?”, Mrs. Kim menunjuk
seorang anak yang duduk di pojok ruangan, “Dia kehilangan segalanya di hari
Natal…orang tua dan juga matanya. Tapi…dia tetap berbagi senyumnya pada dunia,
satu-satunya hal yang Tuhan sisakan untuknya”
“Hanya…senyum?”
“Ne…dan hatinya yang selalu melihat dunia
dari sisi baik saja”
“Tuhan sangat adil…”
“Tentu saja”, Mrs. Lee mengusap rambut
Yesung, “Jika Sung-ie diposisinya…apa Sung-ie bisa hidup sepertinya?”
Yesung menggeleng, lalu memeluk Mrs. Kim
erat.
“Eomma…jangan pernah tinggalkan Sung-ie”
Mrs. Kim terkekeh, “Tentu saja”, Mrs. Kim
memeluk putranya erat, “Cha! Apa Sung-ie tidak ingin berkenalan dengannya?”
Yesung mengangguk lalu berlari ke arah anak
itu.
“Umm…annyeong”
Anak itu tampak bingung, dia tampak sedikit
ketakutan karena seingatnya tak ada anak panti yang memiliki suara seperti itu.
Sangat…indah.
“Ah…jangan takut, Sung-ie bukan anak
jahat”, Yesung duduk di sebelah anak itu, “Siapa namamu?”
“Minnie…”, ucap anak itu pelan sambil
tersenyum sangat manis. Walau tak tersenyum ke arahnya, tapi Yesung tau anak
itu tersenyum untuknya. Yesung bisa merasakan pipinya memanas.
“Umm..Minnie-ya..a-apa kau mau bermain
bersamaku?”
Dan senyum Yesung mengembang saat melihat
Minnie tersenyum dan mengangguk riang.
END
Saengil
Chukkae Hamnida Lee Sungmin-sshi :)
Wish
you all the best :) and God bless you~
I
love you!!! ❤
FF
Natal yang sangat terlambat…kkkkk…
Ini
adalah bagian dari project saya membuat 29 FF untuk ulang tahun Sungmin ke 29
(umur Korea) ^^
Mian
kalau FFnya sangat tidak memuaskan…saya membuatnya dalam waktu yang sangat
singkat. Bisa banyangkan membuat 29 FF dalam waktu 5 hari?? Kkkkk…saya tau ini
gila! Tapi saya gila karena Lee Sungmin. Hahahaha xD
Saya
tau ini bukan alasan, tapi saya sangat berharap mendapat kritik dari siapapun
yang membaca ini. Kritik adalah sesuatu yang sangat saya butuhkan sekarang,
saya tidak akan pernah bisa berkembang jika tidak ada yang memberi tau letak
kesalahan saya. Terima kasih untuk yang bersedia meluangkan waktunya membaca FF
ini :) Saya harap kalian mau menyempatkan diri membaca FF saya yang lain ^^
Dan
juga…tolong jangan bash pairnya, mereka tidak ada kaitannya dengan FF ini. Saya
hanya meminjam nama mereka. Saya tau ini seharusnya diletakkan di disclaimer,
tapi saya lupa xD
Happy
Sungmin day!! ^^
Happy
Sungminnie day!!! ^^
Happy
New Year!!!
Tolong
tetap dukung Sungmin dan Super Junior bahkan sampai 20 tahun ke depan ^^
Tolong
berikan yang terbaik untuk Super Junior!! ^^
Love
You E.L.F ❤